Sunday, January 3, 2010

KAPAL GURITA TENGGELAM : SABOTASE

Sabotase Tenggelamnya KMP.GuritaRACHMAD YULIADI NASIR 26 Juni 2009 13:20

Sabang, Banda Aceh - Musibah terbesar sepanjang tahun 1996 terjadi di Teluk Balohan, Sabang. Kapal Motor Penumpang (KMP) Gurita yang mengangkut 378 penumpang, tenggelam ke dasar laut.
Dari jumlah penumpang itu, 40 orang dapat diselamatkan, 54 ditemukan tewas dan 284 orang di nyatakan hilang bersama-sama dengan KMP Gurita yang tidak berhasil di angkat dari dasar laut.
KMP Gurita merupakan alat transportasi utama yang menghubungkan pelabuhan Malahayati, Banda Aceh dan pulau Sabang. Penyebab kapal feri itu tenggelam karena kelebihan muatan. Kapasitas angkutnya hanya untuk sekitar 210 orang. Namun yang diangkut sebanyak 378 orang.
DISABOTASE
Kapal KM. Gurita tersebut tenggelam karena di sabotase, perebutan kekuasaan antara sipil dan militer. Oktober 1995, pemilihan Walikota Sabang, calon Sekda Sabang TM Yusuf SH versus kandidat militer Kol(inf) Bustari Mansyur.
Walikota sebelumnya Kol(inf)Sulaiman Ibrahim tidak berkenan TM Yusuf maju untuk pilkada, akhirnya TM Yusuf, SH. Kehilangan istri beserta anak-anaknya, akibat tenggelam kapal gurita ini.
Juga kandidat Walikota Sabang Drs M Nasir dan istri, era 80-an, pemilihan pilkada, calon Drs M Yusuf Walad, MBA. Beliau adik kandung mantan Gubernur Aceh (Prof Dr Muzakir Walad, memimpin sebagai Gubernur Aceh dua periode, 1968-1973 dan 1973-1978).Hasil pilkada yaitu Drs M Yusuf Walad sebanyak 13 suara, dan Drs M Nasir sebanyak 7 suara.
Pada 19 Januari 1996, Jumat malam kejadian tersebut, jabatan terakhir Drs M. Nasir adalah Asistan II Walikota Sabang. Tapi media massa, baik cetak maupun elektronik tidak berani memberitakan hal tersebut.
Berita terbaru, tepatnya lima hari kejadian tsunami Aceh, dini hari jam 01:00 WIB tanggal 1 Januari 2005, di daerah Menteng, saat acara renungan doa akhir tahun, mantan Gubernur Aceh yang berkuasa saat terjadi musibah KMP Gurita.Prof Dr Syamsuddin Mahmud (periode 1993 - 1998 serta 1998 - 2000), bertemu dengan putra almarhum Drs M Nasir.
Ia terkejut dan tidak mengetahui bahwa Asisten II Sabang, DRS.M.Nasir dan Istri ikut tenggelam juga.Ini karena laporan anak buahnya yang tidak memberikan data yang akurat dan menyembunyikan informasi.
Perlu diketahui oleh khalayak sejagat, bahwa Wakil Gubernur Aceh saat itu adalah seorang Brigjen (Inf) sebagai Ketua Tim Bakornas.Gurita tenggelam 19 Januari 1996 Jumat malam.
Pencarian kapal berlangsung mulai malam tersebut, sabtu(20/1) dan minggu(21/1). Sejak Senin (22/1) bertepatan awal Ramadhan, pencarian dihentikan, karena Minggu (21/1) malam, ada pertemuan rahasia antara istri mantan Walikota Sabang, Ratna Sulaiman Ibrahim dengan putra Asisten II Walikota Sabang, Drs M Nasir, di kawasan Blang Oi, Banda Aceh.
Ia hanya mengecek berita, apakah Drs M Nasir, benar telah tenggelam beserta istri, tapi tidak satupun anaknya yang ikut.
(Posisi masing-masing saat kejadian: Nurlina Nasir di banda Aceh; Rachmad Yuliadi Nasir di Lhokseumawe; Jamal Akhmad Syaufi Nasir di Sabang).Malam kejadian 19 januari 1996, di sabang; tepatnya orang-orang kantor Walikota sabang menganggap RACHMAD YULIADI NASIR sudah mati (ikut kapal).
Sabtu sore 20 januari 1996 jam 18:00 wib, dari telepon Sabang ke Banda Aceh langsung bicara antara adik dengan abangnya memperoleh kabar kami dalam keadaan selamat di Banda Aceh, adik juga tidak percaya malam kejadian jam 23:30 wib saat menelepon ke Banda Aceh dengan lina, jangan-jangan bukan Lina kakaknya yang bicara tadi malam, tetapi orang lain.
Sore hari sabtu (19/01) baru lega perasaan adik, bahwa kami sudah berkumpul bersama di Banda Aceh.
Sebelumnya, Januari 1981, sabotase pertama, Drs M Nasir, beserta rombongan dari seluruh daerah Aceh dan Sumatra Utara, mengadakan penataran di Medan, saat liburan rombongan berangkat ke danau Toba, tetapi terjadi kecelakaan bus, rombongan banyak yang terluka, termasuk Drs. M. Nasir, kaki kiri luka parah, tertusuk besi kursi.Akhirnya dirawat di rumah sakit Medan selama 3 bulan serta hampir saja diamputasi kaki kirinya. Walaupun tidak jadi diamputasi, kaki tersebut selama hidupnya selalu membuat masalah luka permanen, kadang bernanah, membiru, gatal-gatal merah, membuat sakit sekujur tubuh.
Dengan tenggelam kapal KMP.Gurita Ini, berakhirlah penderitaan selama hidup Asisten II Walikota Sabang Drs .M .Nasir.